Kita sekalian sudah kenal dengan istilah prasmanan yang bermakna “cara penyajian makanan
di mana tetamu mengambil sendiri hidangan yang disediakan pada meja panjang”. Mungkin kita penasaran dari mana asal-usul
istilah ‘prasmanan’ ini dipakai. Sementara orang lebih menyukai menggunakan
istilah ’buffet’ (dilafalkan dengan ’ba-fei’) daripada ’prasmanan’,
sekalipun kedua kata sama dan sebangun maknanya.
’Buffet’ memang berasal dari bahasa Perancis yang makna awalnya
adalah ’perabot seperti lemari yang terdiri dari beberapa rak dan biasanya
dipakai untuk memajang piring dsb’. Istilah ini juga diserap dalam bahasa kita
merujuk pada lemari sejenis dengan sebutan ’bufet’. Orang Perancis yang
memulakan gaya menghidangkan aneka hidangan pada piring di rak-rak lemari bufet
ini.
Di tanah jajahan Hindia Belanda, khususnya di Batavia ada tiga macam
sebutan untuk orang Perancis yaitu ’prasman’ (dari bahasa
Belanda fransman), ’prancis’ (dari kata Français)
dan ’didong’ (dari bahasa Perancis dis donc artinya tell
me = kasi tahu). Karena lidah kita sulit mengartikulasikan buffet ini,
maka gaya penyajian makanan swalayan ini pun diberi nama ’makan prasman’ dan
kemudian menjadi ’makan prasmanan’.
Di kawasan luar Jawa, utamanya di Sumatera Selatan yang saya tahu, gaya
menghidangkan makanan seperti ini dinamakan dengan ’makan prancis’.
Bahkan di undangan pernikahan orang Palembang masih sering tertulis ’Resepsi
ala Perancis’. Orang yang belum memahami latar belakang sebutan ini biasanya
akan tertawa geli membaca tulisan ’resepsi ala Perancis’ ini. Mengapa
sering disebutkan hidangan ala Perancis ini dalam kartu undangan? Karena ada
sistem hidangan lain yang dinamakan ’table service’ atau ’chia tuk’
dalam bahasa Mandarin. Dengan sistem ini undangan duduk melingkari meja bundar
dan hidangan akan dihantarkan oleh pelayan (waiter) secara berurutan.
Sebutan ’prasman’ atau
’didong’ di masa lalu di negeri kita cukup lazim dipakai oleh khalayak ramai,
karena tidak sedikit orang Perancis yang bertugas di nusantara berkolaborasi
dengan penjajah Belanda sesuai dengan percaturan politik di kawasan Eropa pada
masa itu. Siapa menyangka istilah ’prasmanan’ ternyata berasal dari kata
Belanda ’fransman’ alias ’orang Perancis’. Ya, inilah keunikan bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar